Let’s Go Green, Jakarta!

Leave a comment »

Struktur Taman Kota yang Ideal

TAMAN KOTA IDEAL

Seperti yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya bahwa taman kota memeiliki banyak manfaat pada kehidupan kita. Tetapi manfaat itu tidak mungkin muncul tanpa adanya dukungan fasilitas yang diberikan oleh taman itu sendiri.

Beberapa hal yang diperlukan agar mencapai taman kota yang ideal adalah:

  1. Taman tersebut lebih baik bila memiliki tanaman yang menarik. Seperti pohon palm, pohon bunga sepatu, bunga mawar, dll
  2. Rumput-rumput yang tertanam di taman tersebut tidak boleh melebihi mata kaki. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu para penikmat taman. Rumput yang terlalu panjang akan mengganggu orang-orang yang sedang bersantai di taman.
  3. Di taman tersebut juga harus disediakan tempat duduk yang berjumlah minimal lebih dari 3. Hal ini bertujuan agar para penikmat taman bisa bersantai walaupun iya lupa membawa alas duduk.
  4. Toilet juga merupakan hal yang penting yang harus ada di taman kota. Toilet yang disediakan haruslah yang bersih, cukup cahaya dan lubang udara. Adanya toilet ini bertujuan agar menghindari dari orang-orang yang buang air sembarangan. Dengan tidak membuang air sembarangan akan menambah kualitas taman kota menjadi lebih baik.
  5. Di taman kota juga harus disediakan tempat sampah yang teratur. Teratur di sini berartikan bahwa tempat sampah tersebut harus memiliki minimal 2 jenis bagian yaitu tempat sampah organic dan non-organik.
  6. Karna taman kota juga diartikan sebagai tempat berekreasi jadi tempat bermain juga sangat diperlukan disini. Tempat bermain tersebut tidaklah harus yang terlalu luas Dengan 5 mainan juga dapat memberikan banyak manfaat kepada pengunjung.
  7. Tempat makanan juga diperlukan di taman kota. Tetapi sebaiknya bila membangun tempat berjualan di taman kota tempat tersebut tidak terlalu dekat dengan areal duduk-duduk, karena bau dari makanan tersebut bisa mengganggu para pengunjung.
  8. Sebaiknya bila ingin membuat taman kota, taman tersebut tidak dibuat di dekat sungai, kali atau sebagainya, karna seperti yang sudah kita ketahui bahwa sungai atau kali di Jakarta memiliki penampilan dan bau yang buruk, Hal tersebut sangat dapat mengurangi nilai keindahan dari taman kota itu sendiri.

8 hal diatas merupakan hal dasar yang dibutuhkan untuk menciptakan taman kota yang ideal. Sebenarnya masih ada banyak syarat yang harus dipenuhi agar membentuk taman kota yang lebih ideal, tetapi hanya dengan menggunakan 8 cara diatas taman kota sudah cukup layak untuk dikunjungi.


Taman yang Idealis

Leave a comment »

Taman Kota menurut Murid Al-Azhar kelas 10

ARYO AKMAL

“Dimasa seperti ini, taman kota sangat penting. Taman kota berperan besar bukan hanya untuk alam, melainkan untuk para masayarakatnya. Taman kota bisa menjadi tempat untuk para anak muda, para orang tua untuk berhubungan, dengan kesibukannya, hubungan antar individu sangatlah jarang, silaturahmi menjadi terbatas. Dengan demikian, taman kota bisa sangat berguna dengan sangat luas

Taman kota tidak harus mahal, tanaman-tanaman bagus serta peletakan haisan yang indah, melainkan lebih ditekankan kepada kegunaannya, seperti berekerasi dan bermain, bisa ditempatkan taman bermain anak di taman kota, atau seperti yang baru-baru ini menjadi terobosan dalam taman kota, yaitu internet, didaerah surabaya. (

Yang juga penting untuk diperhatikan dalam pengadaan taman kota adalah perawatannya. Berberapa taman kota di Jakarta, tidak terawat dengan baik.

Taman kota adalah tempat disebuah kota dimana masyarakatnya dapat berekreasi dengan nyaman. Jadi taman kota tidak hanya terbatas dengan tempat-tempat seperti rumput, pohon, dan tanaman-tanaman lainnya. “

Leave a comment »

Taman Kota Bandung

Pada dasarnya dalam satu hari setiap manusia membutuhkan ½ kilogram Oksigen dan sebuah pohon menghasilkan 1 Kg Oksigen. Artinya dalam satu hari dua orang manusia membutuhkan satu pohon untuk memenuhi kebutuhan oksigennya. 

Kepadatan penduduk di kota-kota besar Indonesia sejalan dengan padatnya hunian dari rumah berkategori menengah kebawah sampai perumahan elite, belum ditambah dengan perkantoran, pusat pembelajaan sampai pabrik-parbrik yang menjadi ciri khas kota besar di Indonesia yang memiliki daya tarik secara ekonomi yang membuat orang berduyun-duyun hijrah dari daerah perkampungan untuk mencari peruntungan.

Padatnya bangunan ”memakan” korban bernama RTH (ruang terbuka hijau), termasuk taman kota di dalamnya, hal ini bisa dilihat misalnya di kota Bandung yang notabene sempat dijuluki sebagai kota taman sejak era kolonial. Saat ini luas taman di Bandung sesuai data yang ada pada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Bandung seluas 723.424,67 M2 yang terbagi kedalam 252 taman, data ini belum ditambah jalur hijau lainnya seperti pemisah jalan atau jalur pepohonan di trotoar. Secara keseluruhan, terjadi penurunan luas taman sejak pertama kali mulai dibangun pada era kolonial 1917, yang di barengi dengan dibentuknya Bandoengsche Committee Tot Natuurbescherming atau Komite Bagi Perlindungan Alam Bandung (Kunto, 1986). Pengurangan luas RTH ini merupakan effek dari pembangunan yang tidak bersahabat dengan lingkungan. 

Dari Fungsi Ekologis, Estetis sampai Fungsi Sosial

Taman kota yang menjadi salah satu alasan Bandung sempat mendapat julukan Varis van Java merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat kota. Seperti layaknya paru-paru dalam tubuh kita, taman kota memiliki fungsi yang signifikan. Secara umum, taman kota memiliki tiga fungsi yang satu sama lain mempunyai keterkaitan, diantaranya fungsi ekologis, estetika dan fungsi sosial. 

Fungsi ekologis, memosisikan taman kota sebagai penyerap dari berbagai polusi yang diakibatkan oleh aktivistas penduduk, seperti meredam kebisingan maupun yang paling significant adalah menyerap kelebihan CO2, untuk kemudian dikembalikan menjadi oksigen (O2). 

Selain menghasilkan oksigen, pohon juga berperan besar dalam menetralisir udara, dimana secara fisiologis tumbuhan memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat seperti Cu (Tembaga), Zn (Seng), Cd (Cadmium), Pb (Timbal/timah hitam), dan Mn (mangan), yang digunakan sebagai katalisator reaksi metabolisme dan berperan pada pembentukan organ tumbuhan. (www.ecoton.or.id)

Dalam fungsi ekologis ini pula, taman kota menjadi tempat untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Pelestarian ini, selain untuk mempertahankan jenis-jenis tumbuhan dan hewan dari kepunahan, juga untuk menyeimbangkan kehidupan itu sendiri, mengingat tumbuhan, hewan dan juga manusia mempunyai keterkaiatan satu sama lain untuk menjalankan hidupnya, dengan fungsinya masing-masing yang saling mendukung bila dijalankan dengan benar.

Fungsi yang kedua adalah fungsi estetis, dimana taman kota dapat mempercantik estetika sebuah kota. Apalagi dengan mempertahankan keasliannya. 

Pada kenyataannya dewasa ini, banyak taman kota yang sudah direkayasa sedemikian rupa dengan alasan estetis. Seperti taman-taman yang ada di perempatan atau persimpangan jalan yang tidak begitu luas namun jumlahnya cukup banyak. Taman-taman jenis ini, seperti yang dikatakan Direktur Eksekutif Yayasan Pengembang Biosains dan Bioteknologi (YPBB) David Sutasurya, secara fungsi ekologis tidak begitu berarti. Menurutnya, fungsi estetis itu akan terlahir dengan sendirinya jika taman yang ada tetap mempertahankan keasliannya. Karena pada dasarnya keindahan tersebut akan hadir dengan sendiri, mengingat tanaman memiliki nilai seni yang tidak ternilai terhitung dari proses pertumbuhannya sampai daun-daunnya yang berguguran.

Fungsi yang terakhir adalah fungsi sosial, dimana taman kota menjadi tempat bagi berbagai macam aktivitas sosial seperti berolahraga, rekreasi, diskusi dan lain-lain. Fungsi ini pada dasarnya menjadi kebutuhan warga kota sendiri yang secara naluri membutuhkan ruang terbuka untuk bersosialisasi sekaligus menyerap energi alam.

Menurut dosen Planalogi Universitas Islam Bandung Sri Hidayati, idealnya taman harus ada dalam Skala 100 meter dan secara rasio setiap 100 penduduk pada dasarnya membutuhkan sebuah taman. Kebutuhan ini harus dipenuhi dari tingat RT, RW, desa, kecamatan sampai kota dengan jenis berbeda secara fungsi sosial. Taman ditingkat RT atau RW misalnya, dapat menjadi tempat untuk bersantai warga. Lalu taman ditingkat desa atau kecamatan bisa menjadi tempat berolahraga dan taman ditingkat kota bisa menjadi sarana rekreasi dan pusat sosialisasi warga kota seperti halnya taman alun-alun kota. 

Kota yang Baik, Taman yang Ideal dan Warga yang Sehat

Sebuah kota yang baik harus menyediakan sekitar 20 % untuk RTH dari luas kota tersebut. Angka 20 % ini adalah sesuai dengan keputusan Mendagri. Sedangkan di kebanyakan negara Eropa sudah menetapkan bahwa setiap kota harus menyediakan lahan sebanyak 40 % untuk dijadikan taman. Dan seperti yang dibahas diatas, idealnya harus disediakan sebuah taman untuk setiap 100 orang penduduk dengan hitungan minimalnya setiap taman tersebut memiliki 50 pohon untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Lalu, dilingkar luar kota harus merupakan lahan hijau supaya mencerminkan kesan yang bersahabat dan pembawaan yang sejuk dan damai ketika orang memasuki kota. Ketika taman telah dilestarikan sesuai dengan keasliannya, maka ketiga fungsi yang telah disebutkan sebelumnya akan terbangun dengan sendirinya dan menjadi taman yang ideal.

Taman yang ideal adalah taman yang memenuhi ketiga fungsi pokoknya, yakni fungsi ekologis, estetis dan sosial. Dan ketiga fungsi itu saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Yang pasti dimana taman tersebut dilestarikan sesuai dengan keasliannya, maka ketiga fungsi itu akan terbangun dengan sendirinya. 

Membangun kota yang memerhatikan lingkungan memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Nyatanya banyak faktor yang bisa menghambat yang pada pangkalnya disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri. Dalam hal ini Sri Hidayati menjelaskan tiga hal. Pertama, tidak tegasnya pemerintah dalam mengatur pembangunan yang tidak bersahabat dengan lingkungan. Kedua adalah faktor kemiskinan, dimana menimbulkan perilaku yang menyebabkan banyak taman ataupun RTH lainnya terganggu, misalnya digunakan sebagai hunian orang miskin. Faktor yang terakhir adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Ketiga faktor itu harus menjadi fokus yang harus ditangani secara serius untuk kemudian menjadi solusi dalam melindungi dan melestarikan taman kota beserta RTH lainnya. Hal terdekat yang bisa dilakukan tiap individu adalah mulai menyadari bahwa taman di sebua kota memiliki peranan yang tidak bisa disepelekan. Nyatanya aspek estetis bukanlah satu-satunya fungsi dari sebuah taman. 

Jika dikembalikan pada kebutuhan, apakah kita lebih memilih keindahan atau kesehatan? Melihat keindahan versi manusia dengan tubuh yang sakit atau melihat keindahan alam yang murni dengan tubuh yang sehat? Karena keindahan alam pada dasarnya tidak harus direkayasa, dengan sendirinya jika kita jaga dan lestarikan alam itu akan menawarkan keindahannya. 

Deni Andriana

(Dimuat di Majalah Greeners / Volume 2 Edisi 07 – Oktober 2007)

Taman Kota di Bandung

Kota Bandung yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah

Leave a comment »

Studi Banding untuk Penataan Kota dan Taman Kota

SINGAPURA–Rombongan organisasi wanita se Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, sebanyak 70 orang, saat ini belajar taman dan Tata Kota di Singapura. Rombongan terdiri dari Tim Penggerak PKK, Himpunan Wanita Karya (HWK), Dharma Yuktikarini, Persit Kartika Chandra Kirana dan Ikatan Keluarga DPRD, Gabungan Organisasi Wanita dan Kelompok Pengolahan Industri Wanita, termasuk para Ketua Tim Penggerak PKK Tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng Hj Lies F Nurdin selaku ketua rombongan melalui telepon internasional Singapura- Makassar, Jumat, mengatakan, saat ini rombongan sedang melihat langsung sistem penataan yang di lakukan Pemerintah Singapura. Singapura dikenal sebagai negara taman terbaik di dunia.

Negara kecil tetangga Malaysia dan Indonesia ini sangat menjaga taman dan penataan kotanya. Selain untuk keindahan juga untuk mencegah kemacetan seperti yang melanda negara lainnya.

Jantung Kota Singapura terlihat indah berkat penataan taman yang terlihat pada semua lokasi, bahkan di depan gedung pencakar langit dan pertokoan. Dari kunjungan studi wisata ini, para ibu-ibu diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diraih dari negara berpenduduk 4,5 juta jiwa tersebut, kata Lies.

Bila diterapkan tentu akan menunjang program go green Sulsel, terutama di Kabupaten Bantaeng, Kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar yang bertekad menjadi daerah hijau di selatan Sulsel.

Untuk mewujudkan program tersebut, organisasi wanita yang terdiri atas Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Kelompok Pengolahan Industri Wanita melihat langsung cara penataan di Singapura agar dapat diterapkan di kabupaten berjuluk Butta Toa tersebut.

Organisasi wanita diharapkan lebih peka dan menjadi contoh terhadap tanaman. Karena itu diharapkan setelah kembali ke kampung halaman, sistem penataan tanaman tersebut dapat diterapkan. “Sedapat mungkin diawali dari rumah ke rumah,” katanya.

Selain melihat dan belajar taman dan tata kota di Singapura, rombongan akan melanjutkan perjalanan ke negeri Jiran, Malaysia untuk melihat sistem Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kualalumpur, Malaysia. PAUD yang akan dilihat merupakan binaan Pemerintah Malaysia yang menampung anak telantar berusia dini. Hingga kini, PAUD tersebut sudah memiliki 14 cabang di seluruh Malaysia dan dibina langsung istri Perdana Menteri Malaysia.


Leave a comment »

Galeri foto taman di Jakarta!

DIALAH YANG MEMIMPIN PEMBANGUNAN DKI JAKARTA:

Leave a comment »

Artikel tentang Kegunaan Pohon

POHON : PENYERAP CO2 PENCEMAR, PENGHASIL OKSIGEN DAN PENYIMPAN KARBON

Oleh : Aep Syaepul Rohman

(keterangan : artikel  ini telah dimuat harian Pikiran Rakyat tanggal 15 Desember 2009 dengan judul “Menanam Penyerap Zat Pencemar”)

Salah satu agenda pembahasan dalam Asian Parliamentary Assembly (APA) yang dimulai 8 Desember 2009 di Bandung adalah penyelamatan bumi dari pemanasan global (Pikiran Rakyat, 7 Desember 2009). Nampaknya isu kenaikan suhu bumi ini terus mendapat perhatian serius dari bangsa-bangsa di Asia. Termasuk Indonesia.
Perubahan  lingkungan, sudah secara nyata dan mudah dirasakan sekarang ini.  Udara di sekitar dirasakan  lebih panas dari biasanya, udara dirasakan tidak segar lagi di pagi hari tatkala mentari terbit di ufuk timur. Udara pun jarang  memperlihatkan wajah bersih dan cerah tatkala kita pandangi. Ini menandakan bahwa udara di sekitar kita sudah tidak bersih lagi, telah mengalami pengotoran atau pencemaran.
Peningkatan suhu bumi, bukan hanya pembahasan dalam tulisan-tulisan ilmiah atau dalam international summit saja, tetapi secara nyata dirasakan oleh masyarakat awam. Pada suatu kesempatan penulis berbincang-bincang dengan penduduk di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Mereka mengatakan bahwa sekarang di Kawasan Puncak udaranya tidak dingin seperti dulu. Demikian halnya saat penulis mendengarkan obrolan penduduk di Ciwidey, Kabupaten Bandung saat mudik lebaran beberapa bulan yang lalu. Mereka merasakan hawa pegunungan  Ciwidey  tak dingin lagi seperti dulu, mandi di waktu subuh  tidak lagi membuat badan ngahod-hod. Di saat pagi-pagi tak ada lagi pemandangan masyarakat siduru atau dihaharudung ku sarung.
Banyak sebab udara tercemar yang menyebabkan kualitas udara menjadi buruk. diantaranya akibat pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Pembakaran BBF mengemisikan gas CO2 (karbondioksida) ke atmosfer dan terus-menerus terakumulasi dan meningkatkan konsentrasi CO2 atmosfer / udara. Sebab itu, Gas CO2 kini bukan lagi sebagai komponen alamiah atmosfer bumi, tetapi berstatus sebagai zat pencemar. Selama 150 tahun terakhir, konsentrasi CO2 telah meningkat dari 280 ppm menjadi hampir 380 ppm.
Gas CO2 yang pekat di atmosfer  menghalangi pantulan sinar mata hari dari bumi kembali keatas permukaan bumi, dan ini menyebabkan meningkaatnya suhu udara. Fenomena ini dikenal segai green house effect atau efek rumah kaca. Efek rumah kaca telah betul-betul didukung oleh data meningkatkan suhu udara, bukan hanya pada lingkup lokal tetapi sudah mencapai  skala global sehingga dikenal sebagai pemanasan bumi atau pemanasan global (global warming). Menurut U.S National Research Council, dalam seabad terakhir rata-rata kenaikan suhu di permukaan bumi mencapai 0,3 oC -0,6 oC. Dalam akhir abad ke-21 rata-rata suhu bumi meningkat 1,4 oC -5,8 oC dan dalam 400 tahun terahir menunjukkan kondisi suhu paling panas
Peristiwa efek rumah kaca tidak hanya berakhir di  meningkatnya suhu bumi, melainkan berantai pada dampak yang lain yakni meningkatnya permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub dan di gunung-gunung pencakar langit yang kemudian menyebabkan naiknya permukaan air laut setinggi 0.09 – 0.88 meter. Efek rumah kaca pun menyebabkan perubahan iklim (climate change). Peningkatan permukaan air laut  menjadi ancaman masalah banjir besar bagi negara kita. Indonesia memiliki garis pantai yang sangat panjang, negara kepulauan (memiliki lebih dari 17.000 pulau) yang memanjang sepanjang 5.000 km di ekuator. Bisa dibayangkan bagaimana menderitanya penduduk di daerah pesisir menghadapi banjir  permanent karena air laut naik ke daratan pesisir. Perubahan iklim global juga akan berdampak buruk terhadap hidupan liar (wild life) dan produksi pertanian. Kepunahan jenis flora dan fauna menjadi ancaman yang sulit terelakkan dan stabilitas keamanan penyediaan pangan dunia  akan mengalami guncangan dahsyat.
Perubahan iklim global akan berdampak pada kepunahan jenis hidupan liar  flora dan fauna, karena tidak mampu beradaptasi terhadap suhu yang panas dan perubahan iklim. Sebagai negara yang mendapat julukan the megabiodiversity country (Indonesia memiliki luas 1,3% dari luas dunia, tetapi memiliki lebih dari 10% tumbuhan berbunga, 12% mamalia dunia, 16% reptil dan amfibi, 17% jenis burung, dan 35% jenis ikan di dunia) maka ancaman kepunahan jenis hayati di Indonesia bukan hanya mencemaskan bangsa Indonesia saja, melainkan bangsa-bangsa di dunia. Keanekaan jenis hayati Indonesia tak ubahnya seperti bank-bank  gen raksasa yang menjanjikan keuntungan sangat besar di masa datang untuk diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi bahan pangan baru, sumber energi, bahan baku industri, dan bahan obat baru., Adalah suatu kerugian yang sangat besar, yang sulit dihitung nilai valuasinya, bila terjadi kepunahan jenis sementara IPTEK belum dapat mengenali dan memanfaatkan jenis itu.
Memang, CO2 bukan satu-satunya gas pencemar penyebab efek rumah kaca, tetapi gas ini menduduki peringkat pertama penyumbang masalah meningkatnya suhu bumi. Lautan sebenarnya diketahui punya peran dalam menyerap CO2. Namun nampaknya laut pun tak kuasa lagi mengimbangi laju akumulasi CO2 pencemar di atmosfer yang secepat kilat Harapan kita sekarang bertumpu pada agent lain yang sangat intensif menyerap CO2 yakni tumbuhan atau tanaman, baik yang hidup di dalam kawasan hutan, di  lahan pertanian maupun di tempat-tempat pemukiman, di kota maupun di desa.

Leave a comment »

Buat apa sih taman kota itu?

Kata-Kata “pemanasan Global” sering sekali muncul dihadapan kita. Banyak sekali orang-orang di sekitar kita yang membicarakan tentang hal ini. Secara singkat pemanasan global dapat diartikan sebagai proses peningkatan suhu rata-rata muka bumi.

Pemanasan Global bukanlah sebuah masalah yang sepele, karna bila tidak dicegah dari sekarang akan menyebabkan dampak buruk untuk tahun-tahun mendatang.

Banyak sekali cara untuk mengindari pemanasan global seperti melakukan penghijauan, mengurangi penggunaan ac, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, tidak mebakar plastic, dan lain-lain.

Dalam blog ini kami akan memfokuskan kepada penghijauan. Penghijauan yang kita ambil adalah dengan cara pembuatan taman kota yang memiliki kualitas tinggi. Apa maksutnya kualitas tinggi? Kualitas tinggi bermaksudkan bahwa taman kota yang diciptakan adalah taman kota yang terawat (bersih ,rapih, dll).

Ada banyak fungsi yang didapat bila kota Jakarta memiliki taman kota. Beberapa fungsinya berkaitan dengan fungsi hidroorologis, ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.

Dibawah ini merupakan fungsi-fungsi dari taman kota:

1. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir.

2. Taman kota mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon sebagai jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan fungsinya.

3. Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.

4. Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif.

5. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai estetika.

taman

Leave a comment »

Disini kami menyalurkan ide-ide kami!

Assalamualikum wr.wb

Halo rakyat Jakarta dan halo seluruh rakyat Indonesia! Apa kabar kalian semua? Kami disini berharap kalian baik-baik saja 😀

Kami, Rr. Tamara putri T.G dan Karel Adipria Erlangga merupakan perwakilan dari SMAI Al-Azhar 01 untuk mengikuti lomba desain blog yang diadakan pada tanggal 14 April 2010 dalam rangka Milad YPI Al-Azhar ke-58 tahun.

Ada beberapa faktor yang mendorong kami berdua untuk mengikuti lomba ini. Salah satunya adalah kami ingin memacu rakyat Indonesia dan rakyat Jakarta pada khusunya agar bersama-sama mewujudkan kota Jakarta yang hijau dan sehat.

Dalam blog ini kami mengambil tema keseluruhan tentang “GO GREEN, JAKARTA!” Mungkin tema ini memang sudah terlalu banyak dibicarakan di sekitar kita, tapi tidak ada salahnya bagi kami untuk kembali mengupas masalah tersebut demi kehijauan kota Jakarta tercinta ini.

Mungkin beberapa diantara kalian akan berpikir bahwa kami “omdo” (omong doang) tapi pada ajang pembuatan blog ini kami berusaha untuk memberikan yang terbaik dengan memberitahu bagaimana cara-cara untuk mewujudkan Jakarta yang hijau

Kami berharap semoga dengan adanya blog ini dapat sangat bermanfaat bagi kita semua dan kota Jakarta kita yang tercinta ini akan kembali hidup dengan kehijaunnya.

Tamara Gunoto & Karel Adipria

Alpus 1

Go Green!

Leave a comment »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Comments (1) »